KEBANGKITAN TIONGKOK DAN PENGUATAN KERJASAMA KEAMANAN: KEMITRAAN STRATEGIS KOMPREHENSIF INDONESIA– TIONGKOK (2005–2013)
Abstract
Tulisan ini menganalisis sikap Indonesia terhadap kebangkitan Tiongkok
sebagai superpower dari perspektif hedging. Menurut teori hedging, kebangkitan
Tiongkok sebagai super power bukan semata-mata sebagai ancaman, melainkan
sebagai peluang untuk dikelola secara baik melalui mekanisme bilateral maupun
multilateral guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi perdamaian dan
kepentingan nasional melalui tiga pendekatan yakni engaggement, enmeshing dan
softbalancing.
Indonesia menggunakan strategi hedging terhadap Tiongkok dengan dasar
pemikiran bahwa strategi hedging masih sangat singkon dengan prinsip politik luar
negeri bebas aktif,sekaligus sebagai sebuah strategi yang dapat mengakomodasi
kebutuhan objektif Indonesia sebagai negara yang juga sedang bangkit.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa Indonesia menggunakan Strategi
hedging dengan tujuan selain untuk memperoleh keuntungan yang lebih kongkrit
dalam dimensi ekonomi,politik, dan militer, juga untuk menciptakan keseimbangan
yang ideal di kawasan, dan agar Indonesia tidak didominasi oleh salah satu kekuatan
manapun,baik dari Amerika Serikat ataupun dari Tiongkok.Strategi ini juga
digunakan oleh Indonesia dengan maksud untuk meningkatkan posisi tawar
Indonesia di mataTiongkok dan di kancah politik dunia internasional.
Katakunci: KebangkitanTiongkok,kerjasama kemitraan strategis komprehensif,strategi berjaminan
(hedging),pelibatan(engagement),Penjaringan(enmeshing),danpenyeimbangantak
langsung(softbalancing),posisitawar(bargainingposition)
Full Text:
249-270DOI: http://dx.doi.org/10.56985/jc.v2i2.127
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Communitarian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.